ARTIST OF THE MONTH: HANA MADNESS

Oleh : Fatimah Rahmah, Universitas Negeri Jakarta

Seorang seniman disabilitas bipolar yang inspiratif
Hana Alfikih yang lebih akrab disapa Hana Madness merupakan seniman doodle yang mengidap bipolar. Ia lahir di Jakarta Oktober 1992. Kondisi bipolar dirasakan Hana sejak masa kecil, namun kian menjadi Ketika memasukin semester lima jurusan advertising di Universitas Swasta di Jakarta. Dia merasa mengalami naik dan turun mood secara ekstrem. Lataran kondisi tersebut, Hana mulai Menciptakan Karakter- Karakter makhluk kecil yang menjadi representasi dari halusinasinya. Mengkisahkan perjuangannya bangkit dari disabilitas mental melalui seni.

Hana Madness merupakan seniman visual di bidang doodle.

Karya yang diciptakan Hana tidak hanya terkenal di Indonesia, namun telah sampai ke mancanegara. Dibalik karyanya yang menarik dan prestasi yang luar biasa, Hana madness memiliki cerita yang cukup rumit sebelum menjadi soso Hana Madness seperti saat ini. Hana merupakan penyandang disabilitas mental atau boleh dikatakan psikososial, ia mengidap gangguan mental skizoafektif.
Saat Hana menemukan media untuk menyampaikan emosinya Ketika ia merasa kesepian dan tidak ada tempat untuk berteduh, ia akan mencoba menuangkan emosi dan bercerita pada drawing pen dan sketchbooknya. Sejak saat itu, Hana Madness tidak pernah meninggalkan dua benda itu kemanapun ia pergi, termasuk sekolah juga. Bahkan ia tidak membawa buku pelajaran lain selain drawing pen dan sketchbook. Saat itu, menggambar yang bisa membuatnya “waras” jika penyakitnya mulai kambuh. Lewat gambar bernuansa doodle yang dibuatnya, perlahan Hana menemukan ketenangan dalam dirinya. Sedikit demi sedikit, ia mulai berdamai dengan dirinya sendiri.

Perjuangan Hana Madness

Usaha Hana Madness untuk bisa berdamai dengan dirinya sendiri dan menemukan doodle sebagai pelarian dari gangguannya membuat kreasi-kreasi seni doodle nya telah menggema ke penjuru kota di Indonesia dan bahkan mancanegara. Sampai saat ini, sudah tidak terhitung berapa karya yang telah berhasil ia ciptakan. Berbagai macam pameran juga sudah pernah memuat karya doodle nya.

 

( Instagram akun pribadi @hanamadness )

Tahun 2016 lalu Hana Madness mewakili Indonesia di ajang Festival Unlimited, London, Inggris. Dia menyambangi negara tersebut atas undangan dari British Council dan berangkat Bersama pelaku seni disabilitas lainnya.
Pada tahun yang sama, Hana sempat mendapatkan undangan ke Inggris dari British Council untuk Unlimited Festival, yang merupakan festival tahunan di Inggris bagi para penyandang disabilitas. Selain membawa karyanya, ia juga berbicara mengenai seni dan gangguan Kesehatan jiwa. Hana Madness juga merupakan salah satu inisiator dari penyelenggaraan Festival Bebas Batas yang dilaksanakan di Galeri Nasional pada 12- 29 Oktober 2018. Festival Bebas Batas ini merupakan suatu festival seni disabilitas pertama yang ada di Indonesia. ( https://hot.detik.com/art/d-4255230 ).

Arti Doodle Hana Madness yang penuh warna.

Doodle-doodle Hana Madness berhasil diwujudkan dalam bentuk lain. Ada merchandise, stiker sampai diatas kanvas. Imajinasi liar serta halusinasi tersebut Hana coba salurkan lewat menggambar .Menurut Hana, Seni dijadikan sebagai salah satu jalan untuk mengadvokasikan kesehatan jiwa kepada siapapun.
Untuk para pembaca yang ingin tahu tentang sosok Hana Madness, bisa dicek langsung di Instagram akun pribadi @hanamadness dan websitenya https://hanamadness.art/

#artikelWEWO #WEWO